KH. Mahfudz Hakeim

DISARIKAN DARI SAMBUTAN REUNI DAN MUBES IKPI II

PADA TANGGAL 28 AGUSTUS 2001

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

            Alhamdulillah wa syukru lillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kesempatan berharga ini untuk kita semua, saling bersua di tempat ini saling bersaut di tempat menaut tali silaturrahmi dalam munasabah Reuni Alumni dan Mubes Kedua Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Al-Iman. Shalawat dan salam kepada tauladan kita Rasulullah SAW yang senantiasa kita nanti syafaatnya di hari akhir kelak. Amin.

            Di awal sambutan ini, ingin saya haturkan selamat datang kepada segenap alumni Pondok kita Al-Iman, yang telah hadir ke tempat yang meridukan ini. Juga ungkapan terimakasih sedalam-dalamnya dengan telah terluangnya waktu para alumni menghadiri undangan silaturrahmi reuni Mubes IKPI yang kedua ini.

            Hadirin yang terhormat, kalian semua disini dalam pandanganku adalah anak-anakku…, masih tetap dekat dari diriku, dari Pondokmu tercinta Al-Iman, dan ini untuk selama-lamanya…..

            Prinsip hubungan IKPI terhadap pondok adalah sokongan, dukungan, bantuan dan doa mempertahankan eksistensi Pondok Al-Iman terutama dari luar.

            Ingatlah pesan saya…., disaat saudara-saudara akan dilepas dari kelas VI, ketika wisuda dulu…?, Waktu saya berpesan :”Janaganlah menganggur….., teruskan belajar….., teruskan berjuang dengan mencari tugas….! Belajar jangan berhenti, bagi yang sudah S-1 teruskan S-2 dan S-3. Bila ada kesempatan disela-sela itu, mulailah menyerbu masyarakat dan berkiprah di dalamnya. Bagi yang tidak meneruskan di banggu perguruan tinggi, jangan putus asa, masih bisa terus belajar, baik di pondok salaf, di masyarakat, majlis ta’lim, di surau mushola dan lain-lain…..”. Bukankah bumi Allah itu luas, maka rezeki dari-Nya pun akan juga luas dan tak terhingga……, Ingatlah saudara-saudara untaian bait :

أرض الله واسعة فضاء- ورزق الله فى الدنيا فسيح    فقل لقاعدين على هوان- إذا ضاق بكم أرض فسيحوا

            Hadirin yang berbahagia, berkaitan dengan Mubes IKPI yang kedua, biasanya ada pemilihan ketua yang akan memimpin IKPI beberapa tahun kedepan. Untuk itu saya akan menyampaikan sedikit pandangan tentang kepemimpinan, barangkali bisa menjadi wawasan bagi yang akan memimpin atau yang dipimpin.

            Jika ingin menjadi pemimpindi tengah masyrakat maka seyogyanya seseorang itu punya kelebihan dalam segala hal, setidaknya dalam ilmiyahnya, maka insya Allah ia akan berwawasan, berpengetahuan, beprestasi dan seterusnya. Maka dari itu harus dilengkapi ilmunya, terus diasah, terus praktekkan, jangan pernah henti, sehingga nantinya sudah punya pengalaman yang cukup dan betul-betul terlatih.

            Pemimpin yang mempunyai hati baik, empati, peduli, maka ia memiliki iman ynag kuat, dan sebaik-baiknya iman itu dibarengi amal sholeh, sehingga nyata bahwa keimanan amatlah kuat terpancar ke sekitar dan sesamanya. Itulah sejatinya pemimpin yang merupakan insan yang mulia dimuka bumi ini.

أشرف ما فى هذه الدنيا الإنسان

وأشرف ما فى الإنسان قبله

وأشرف ما فى قبله الإيمان

وأشرف الإيمان بالعمل الصالح (والجهاد القوي)

            Selanjutnya ada sikap mental yang setidaknya harus dimiliki oleh seorang pemimpin, diantaranya : (1) Tanggap terhadap segala sesuatu, ini intregitas dan esensi dari kredibilitas pemimpin. (2) Cekatan : cekat, trengginas, kreatif, tepat, dan mampu mengambil keputusan. (3) Mampu memobilisasi dan mengendalikan suasana (kapabilitas yang cukup) dalam mengkondisikan sesuatu dan menciptakan situasi yang kondusif. (4) Cermat, kontrol, sering mengevaluasi diri , rechek, sehingga tahu persis segala situasi, termasuk situasi sulit seperti saat mendapat rongrongan atau dibodohi.

Hadirin para alumni Al-Iman khususnya,

Kalau boleh saya cuplikan disini pidato Khalifah Abu Bakar Ashiddiq saat baru dipilih menjadi  khalifah untuk meneruskan perjuangan Rasulullah SAW, beliau berkata :

”Saya telah terpilih meski bukan yang terbaik

bantulah aku bila di jalan yang benar

Bimbinglah aku bila saya berbuat salah.

Kebenaran adalah kepercayaan……..

Taatilah saya bila saya taat kepada Allah dan RasulNya dan jangan diikuti bila saya tidak dijalan Allah dan RasulNya (mendurhakainya)”.

            Dari pidato tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin itu hendaknya memiliki :

  1. Sifat rendah hati
  2. Lapang menerima kritikan dan pembetulan
  3. Sifat jujur dan dapat dipercaya
  4. Bertindak adil
  5. Istiqomah
  6. Ketaatan kepada Allah dan RasulNyA

            Insya Allah dengan tipe kepemimpinan seperti ini maka institusi atau lembaga apapun yang dikelolanya akan mendapatkan kemajuan, ketentraman, pangayoman, dan kedamaian.

            Semoga Allah SWT mlimpahkan inayahnya, hidayah dan tuafikNya kepada kita semua, sehingga kelembagaan IKPI senatiasa melimpah berkahnya, dan kuat ke depannya, sehingga para anggotanya tetap ikhlas berjuang demi tegak dan tingginya kalimat Allah Subhanahu wata’ala.

اللهم بارك يا الله هذه المنظمة، وقوها وقو رابطتها وادم ودها، واجعلهم من المخلصين والمخلصات، مجاهدين ومجاهدات،

أكفاء كافئات لوجهك الكريم يا رب العالمين، رب هب لي من الصالحين وإني خفت الموالي من ورآئ وكانت امرأتي عارقرا فهب لي من لدنك وليا، يرثني ويرث من آل يقرب واجعله رب رضيا

            Selamat bersilaturrahim dan bermusyawara, semoga lancar dan sukses.

            Wassalamau’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.